Anak Perempuan Yang Tumbuh Dewasa Tanpa Seorang Ayah

3 Nov 2022 - 09:16
Cerpen Karya Mahasiswa
1 dari 3 halaman

Cerpen Karangan : Lidia Nurliana

Kategori : “Anak Perempuan Yang Tumbuh Dewasa Tanpa Seorang Ayah”, (Cerpen Kehidupan dan Motivasi). 

 

Sosok ayah yang katanya sebagai cinta pertama anak perempuan nya tidak sepenuhnya benar, tidak sedikit anak perempuan yang tidak merasakan cinta seorang ayah dari kecil. Mungkin memang karena ayahnya sudah tiada sejak kecil atau memang tidak mengetahui siapa sosok ayahnya. Tapi sebagai anak perempuan yang memang kehilangan sosok ayah dari kecil, aku menuliskan ini. Mungkin kurang lebih dirasakan oleh para Anak perempuan lainnya yang tidak mendapatkan sosok ayah di dalam hidupnya atau di sebagian hidupnya. 

Hidup adalah sebuah hal yang sangat penting dan berguna bagi setiap manusia. Salah satunya adalah ketika mempunyai kehidupan yang sederhana, akan tetapi sangat bermakna untuk dijalani. Memiliki keluarga yang lengkap dan sempurna adalah keinginan terbesar ku hingga saat ini. aku selalu bermimpi mempunyai keluarga yang lengkap dan bahagia, berharap itu menjadi sebuah kenyataan. Huh... Ternyata aku salah, semua itu hanya mimpi yang mustahil menjadi nyata. 

Aku hanya seorang anak perempuan biasa yang sejak kecil tinggal bersama ibu dirumah yang sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna. Seiring berjalan nya waktu aku mulai tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang menyebalkan bagi ibu. Walaupun menyebalkan tetapi ibu tetap menyayangi ku dan menjagaku di setiap waktu. Namun demikian, aku selalu bertanya dimana Ayah?... Mengapa aku tidak pernah melihat nya, setiap hari aku menanyakan hal yang serupa kepada ibu, Namun ibu tidak pernah menjawab pertanyaan yang selalu aku tanyakan. 

Sehingga pada suatu hari, aku mengatakan kepada ibu “ibu, mengapa ibu tidak pernah menjawab pertanyaan ku, apa salah aku bertanya soal ayah. Aku hanya ingin tahu bu, terkadang aku melihat anak perempuan lain yang selalu bersama ayahnya, Mengapa aku tidak seperti itu ibu? “.... Entah karena hal apa sepertinya ibu sudah tidak ingin lagi mendengar pertanyaan ku dan berkata “Sudah cukup pertanyaan mu! Ibu sudah muak mendengar kata-kata itu”..... Seketika aku terdiam, saat itu aku sudah berusia 12 tahun. 

Setelah hari itu, Ibu mengatakan bahwa ia akan menceritakan sedikit dari pertanyaan yang belum terjawab. “Nak, ibu akan menjawab pertanyaan mu sekarang akan tetapi ibu tidak bisa mengatakan semua nya. Dulu saat kamu masih didalam kandungan sekitar 8 bulan, ayah pergi meninggalkan ibu Nak, ayah mu masih ada namun tidak tahu dimana keberadaan nya”..... Hanya itu yang dikatakan oleh ibu. Lalu aku menjawab “Apakah ayah tidak menginginkan ku ibu sehingga ia pergi meninggalkan kita, Mengapa ayah setega itu ibu? “... Dengan wajah sedih dan menangis ibu tidak menjawab lagi dan aku menatap wajah ibu yang dipenuhi dengan kesedihan. Setelah itu, aku tidak bertanya lagi kepada ibu karena mungkin ada hal yang sangat menyakiti perasaan ibu sebelumnya. 

Setelah mendengar Jawaban dari ibu, aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa aku harus membahagiakan ibu tanpa membuatnya mengeluarkan air mata kesedihan. Aku ingin menjadi wanita yang mandiri, kuat, berkarakter, dan bertanggung jawab seperti ibuku. Karena kebiasaan ku adalah menulis, jadi aku menulis diary seperti ini : 

“Ku jalani hari dengan kesendirian... 

Tanpa seorang ayah yang mengisi ruang dan waktu...