
Aceh Utara, Koranindependen.co - Penjabat Bupati Aceh Utara diwakili oleh Plt Asisten I Setdakab Dr Fauzan, SSTP, MPA, menyampaikan apresiasi atas digelarnya kegiatan fasilitasi intensifikasi dan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus di Gampong Seureuke Kecamatan Langkahan, Selasa, 23 Juli 2024.
Kegiatan itu mencakup dua wilayah Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur, diinisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN Perwakilan Provinsi Aceh.
Kegiatan itu turut dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Safrina Salim, SKM, MKes, pejabat dari Kodam Iskandar Muda, pejabat Forkopimda Aceh Utara, pejabat Forkopimda Aceh Timur, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Aceh Utara Fuad Mukhtar, SSos, ibu-ibu pengurus Persit Kodim 0103/Aceh Utara, ibu-ibu pengurus Persit Kodim 0104/Aceh Timur, ibu-ibu pengurus Bhayangkari Polres Aceh Utara, para pejabat Muspika sejumlah kecamatan di Aceh Utara, serta tokoh masyarakat setempat.
Pj Bupati Aceh Utara diwakili oleh Plt Asisten I Setdakab Dr Fauzan, SSTP, MPA, dalam sambutannya antara lain mengatakan kegiatan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus itu sangat penting dan strategis, merupakan satu momen untuk mengangkat derajat kesehatan masyarakat.
“Dengan dilaksanakan kegiatan ini semoga dapat memotivasi dan memfasilitasi kegiatan pelayanan KB di wilayah khusus, sehingga angka cakupan layanan bisa maksimal. Dengan pelayanan KB yang maksimal diharapkan mampu mencegah kondisi kehamilan yang terlalu banyak, terlalu dekat, terlalu muda, dan terlalu tua, serta bisa menurunkan prevelansi stunting di Aceh, khususnya Aceh Utara, ke angka 14 persen pada akhir tahun 2024,” ungkapnya.
Prevalensi stunting di Aceh Utara saat awal penetapan sebagai salah satu Kabupaten Lokus Penurunan Stunting sebesar 32,5 persen (Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2018). Angka ini mengalami kenaikan menjadi 42,64 persen (Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), 2019), dan kembali mengalami penurunan menjadi 38,8 persen (Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), 2021).