Koranindepen.co | Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memprotes tindakan otoritas imigrasi Amerika Serikat (AS) yang menahan ratusan pekerja asal Korsel dalam penggerebekan di pabrik baterai mobil listrik Hyundai-LG di Georgia. Dari total 450 orang yang ditahan, sekitar 300 di antaranya adalah warga Korsel.
Penggerebekan dilakukan di lokasi pembangunan pabrik di Bryan County, Savannah, yang mempekerjakan sekitar 1.200 orang. Pihak AS menyebut operasi ini terkait dugaan pelanggaran hukum ketenagakerjaan. Banyak pekerja masuk ke AS dengan visa bisnis jangka pendek atau Program Bebas Visa, namun aktivitas mereka dianggap tidak sesuai izin tinggal.
Kementerian Luar Negeri Korsel menegaskan hak-hak warganya tidak boleh dilanggar dan telah menyampaikan protes resmi kepada Kedutaan Besar AS di Seoul. Presiden Lee Jae-myung bahkan memerintahkan langkah serius, termasuk kemungkinan mengirim pejabat tinggi ke AS untuk menyelesaikan masalah ini.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump tetap menekankan kebijakan keras terhadap imigrasi ilegal dan berjanji melakukan deportasi besar-besaran terhadap imigran yang dianggap melanggar hukum. [aga]