Diresmikan, Ini Sejarah Berdirinya Masjid Haji Muhammad Hanafiah di Lhoksukon

6 Mar 2024 - 00:27
Peresmian Masjid Haji Muhammad Hanafiah. Foto : Koranindependen/Murhaban.
2 dari 3 halaman

Disamping itu, lanjut Ust. Shaifuddin juga melakukan pengajian bersama Tgk. H. Muzakir atau Waled Lapang yang sangat mendukung pendirian masjid serta  menyatakan bahwa di gampong Ranto sudah layak dan boleh didirikan Masjid. Proses pengajian dan pengkajian khusus masalah pendirian masjid ini dilakukan lebih dari 6 bulan, sehingga pada pertengahan bulan Ramadhan tahun 1442 H atau April 2021 bersama warga gampong Pulo Dulang kami memutuskan untuk mendirikan masjid di Gampong Ranto. Karena prosesnya pada pertengahan bulan Ramadhan, maka untuk Tafaul, kami beri nama Masjid Baitul Maghfirah.

Setelah pembentukan panitia Pembangunan dan penetuan lokasi masjid, lalu tercetus model dan bentuk masjid persis seperti Masjid Haji Geusyik Leumik Banda Aceh. Pada balingho dan Sekretariat panitia pun terpasang foto Masjid Haji Geusyik Leumik. Sehingga setiap saat dalam berusaha mencari donator untuk pembebasan tanah, ada kalimat yang terucap : 

“seandainya ada orang yang mau membebaskan tanah bahkan membangun masjid kita ini seperti Haji Geusyik Leumik yang membangun sendiri satu masjid”. Kalimat ini secara berulang-ulang setiap hari keluar dari mulut kami warga Gampong Ranto dan Pulo Dulang.

Pemberian Nama

Dikisahkan oleh Ust. Shaifuddin Fuady, suatu Ketika panitia mengantarkan selembar surat permohonan bantuan untuk pembebasan tanah Masjid kepada pimpinan PT. Dunia Barusa Lhokseumawe, dengan harapan ada beberapa meter tanah yang mau dibeli untuk masjid.

Saat itu panitia diterima langsung oleh Bapak Is dan beliau menyambut baik rencana Pembangunan masjid ini, Cuma beliau sampaikan surat ini belum lengkap dan untuk dapat memperbaikinya.

Panitia pun tidak sempat memperbaiki dan melengkapi surat dan proposal Pembangunan masjid ini, hiingga dalam jangka waktu sekitar 1 bulan panitia dihubungi oleh pihak PT. Dunia Barusa Lhokseumawe untuk berkumpul di kantor SPBU Gampong Ranto Lhoksukon. Pada pukul 15.00 Bapak H. Muhammad Hanafiah selaku Pimpinan PT. Dunia Barusa Lhokseumawe menerima Panitia di ruang SPBU dan Almarhum H. Muhammad Hanafiah saat itu bertanya kepada panitia dalam bahasa Aceh “Pat ureung droneh keueneuk peudong masjid” (Dimana bapak-ibu mau mendirikan masjid). 

Kemudian Panitia menjawab : “dibelakang SPBU Tengku Haji”. Lalu beliau bertanya lagi : “berapa luas tanah yang mau dibeli untuk masjid: ? kami jawab “ada sekitar sekian ribu meter”. Beliau bertanya lagi sebesar apa mau dibangun masjid ini ? kami jawab sebesar masjid Haji Geusyik Leumik Banda Aceh. Udah ada gambar ? sudah kami jawab, lalu beliau tersenyum dan berkata “hebat, bapak udah dapat gambar masjid Haji Geusyik Leumik, saya saja sejak awal dibangun sampai sekarang belum dikasih gambar oleh keluarga Haji Geusyik Leumik, begitu ucapan beliau. Lalu kami berkata, gambar yang kami maksudkan adalah gambar masjid dari internet.  

H. Muhammad Hanafiah lanjut bertanya “Neu puroh Lon peudong masjid ureung droneh” ? (apakah saya diikutkan dalam Pembangunan masjid Bapak-Ibu), karena ada Ibu Penjabat Geusyik yang juga hadir sebagai panitia. Kami menjawab : “sangat kami harapkan Teungku haji”, beliau langsung berkata lagi : “pakeun hana neujak u banda” (mengapa tidak datang kerumah di Banda Aceh), kami pun menjawab :”hana leuh proposal”. Sehingga H. Muhammad Hanafiah saat itu tidak lagi berbicara, disambung langsung oleh bapak Yussadi atau dipanggil pak Is dan mengatakan bahwa “masjid bapak-Ibu akan dibangun hingga selesai oleh bapak H. Muhammad Hanafiah termasuk pembebasan semua tanahnya. 

Ketika itu Panitia terkejut setengah tidak percaya dan bersujud Syukur. Maka sebagai respone spontanitas dari kami semua panitia yang hadir ada sekitar 11 orang langsung berkata kepada Bapak H. Muhammad Hanafiah : “karena rencana dan cita-cita awal kami mendirikan masjid  adalah Masjid Haji Geusyik Leumik, maka kami memberi nama masjid ini dengan nama Masjid Haji Muhammad Hanafiah. Secara spontan beliau menjawab “keupu teuh” (untuk apa). Kami tetap berharap agar nama masjid kita ganti dengan alasan bahwa kalau dulu kami terinspirasi bahkan bersemangat mendirikan masjid seperti masjid Haji Geusyik Leimik, maka kami pun sekarang berharap agar nama masjid ini diberi nama Masjid Haji Muhammad Hanafiah.