Cucu Sultan Aceh: Peringatan 665 Tahun Masuknya Islam di Tanah Papua Oleh Utusan Sultan Aceh.

8 Aug 2025 - 00:56
3 dari 3 halaman

"Sebagaimana halnya Aceh, Papua juga pernah beberapa kali dilanda tsunami purba. Kita bersyukur bahwa dalam keadaan alam tersebut, bukti-bukti sejarah masuknya Islam di Papua tetap terjaga lestari dan terlindungi", ujar Cucu Sultan Aceh yang juga Perekam Video Amatir Tsunami Aceh tahun 2004 yang terkenal ke seluruh dunia.

Pelestarian ini tak lepas juga dari peranan para Raja-Raja di Papua, yang  menjaga warisan Aceh dan bukti2 sejarah Islam secara turun temurun di tanah Papua. Para Raja-Raja inilah yang kemudian menjaga terlaksananya agama Islam di masyarakat Papua hingga kini.

Untuk itu Cucu Sultan Aceh Cut Putri sangat berterima kasih kepada para Raja dan keturunannya di Papua.

"Untaian terima kasih dan penghormatan tertinggi kami kepada para Raja di Papua dan keturunannya yang mulia, yaitu di Fakfak : Kerajaan Fatagar, Kerajaan Atiati, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Pattipi, Kerajaan Wituar, Kerjaaan Sekar, dan Kerajaan Arguni. Di Kaimana : Kerajaan Namatota dan Kerajaan Komisi. Juga Kerajaan Waigeo, Kerajaan Salawati, Kerajaan Misool, dan Kerajaan Batanta di Raja Ampat" hormat Cucu Sultan Aceh yang lahir di Raja Ampat Papua ini.

Cucu Sultan Aceh juga berterima kasih khusus kepada Majelis Rakyat Papua (MRP) dan segenap tokoh Papua, yang mendukung penuh kegiatan penentuan Titik Nol Masuknya Islam di Papua.

"Aceh dan Papua juga mengalami pengalaman yang sama yaitu sama-sama mengalami situasi konflik bersenjata yang menguras darah dan air mata. Ini membuat kita menjadi saudara senasib sepenanggungan. Aceh selalu diterima oleh Papua, demikian juga sebaliknya", tutur Cucu Sultan Aceh kelahiran Papua yang tumbuh besar dalam suasana konflik Papua dan konflik Aceh ini.

"Semua fakta sejarah ini semakin menguatkan keterhubungan kita, betapa eratnya persatuan kita. Jarak Sabang sampai Merauke terasa dekat karena hangatnya persaudaraan yang telah terjalin bahkan sejak ratusan tahun lalu. Salam kami Aceh Darussalam untuk Rakyat dan Bangsa Papua. Aceh dan Papua, katong basodara (kita bersaudara)", tutup Cucu Sultan Aceh.