Muzakir Manaf dan Fadhlullah Resmi Dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2025-2030
Ingin Aceh Lebih Kaya, Jaga Hubungan Baik dengan Legislatif dan Pemerintah Pusat serta Hentikan Sistem Barcode di SPBU

Dalam kesempatan tersebut, ia mengumumkan kebijakan baru terkait distribusi bahan bakar bersubsidi di Aceh. Mualem secara resmi menghentikan penggunaan sistem barcode di SPBU yang selama ini digunakan untuk mengontrol penyaluran BBM bersubsidi. “Mulai hari ini, tidak ada lagi barcode di SPBU Aceh. Ini sering menjadi sumber masalah, bahkan pernah ada ancaman pembakaran SPBU karena sistem tersebut,” katanya di hadapan Mendagri Tito Karnavian dan tokoh nasional lainnya, termasuk Jusuf Kalla.
Mualem dan Dek Fadh berhasil memenangkan Pemilihan Gubernur Aceh 2024 setelah mengungguli pasangan Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi. Berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, pasangan itu meraih 1.492.846 suara atau 53,3 persen, sementara lawannya memperoleh 1.309.375 suara atau 46,7 persen.
Kemenangan Mualem-Dek Fadh didukung oleh koalisi besar yang terdiri dari Partai Aceh, Partai Nanggroe Aceh, serta partai nasional seperti Gerindra, Demokrat, PKB, PKS, PPP, dan PDI-P. Partai Aceh sendiri merupakan partai lokal terbesar yang didirikan oleh mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Muzakir Manaf bukanlah sosok asing di Aceh. Ia merupakan mantan Panglima GAM yang pernah memimpin perlawanan bersenjata di Aceh pada masa konflik. Bergabung dengan GAM sejak 1986, ia sempat menjalani pelatihan militer di kamp Tajura, Libya, yang disebut-sebut sebagai basis pelatihan pasukan Muammar Khadafi.
Setelah kembali ke Aceh, ia aktif bergerilya di hutan dan pada 2002 diangkat sebagai Panglima GAM, menggantikan Teungku Abdullah Syafie yang gugur dalam pertempuran. Di bawah kepemimpinannya, GAM menghadapi operasi militer besar-besaran dari pemerintah Indonesia selama masa Darurat Militer 2003-2004. Setelah perjanjian damai Helsinki 2005, Mualem terjun ke dunia politik dan mendirikan Partai Aceh.