Pokir Nasdem di Pasar Tani?

Pasar Tani Aceh, Rabu 8 Maret 2023. Insert: Ir. Chairil Anwar, MP. KaBid Hortikultura Distanbun Aceh.
Banda Aceh. Ir. Chairil Anwar, MP. Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, mengatakan bahwa Pasar Tani yang sudah rutin dilaksanakan sejak tahun 2017 lalu itu bertujuan untuk mendekatkan produsen dengan konsumen, sehingga harga produk yang dijual dapat lebih murah.
"Tujuan kita yang sebenarnya adalah untuk memberdayakan petani dan pelaku UMKM pertanian. Karena mereka sering terkendala dengan pemasaran. Maka melalui kegiatan Pasar Tani ini, kita harapkan omzet mereka akan meningkat," kata Chairil.
"Sebagai contohnya kemarin, dalam kegiatan yang berlangsung sekitar 3 sampai 4 jam itu, telah terjadi perputaran uang hampir 100 juta rupiah" lanjutnya.
"Kemudian, jika produsen dapat langsung menjual produknya ke konsumen, maka secara otomatis harganya akan lebih murah dari pada di pasar konvensional, sehingga akan menguntungkan kedua belah pihak," tambahnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Distanbun bekerja sama dengan Bulog dan Dinas Perikanan serta Dinas Peternakan Aceh. Sehingga yang dijual tidak hanya produk sayur-sayuran dan buah-buahan segar saja, tetapi juga beras dan produk-produk perikanan dan peternakan.
Pasar Tani di luar Banda Aceh
Karena melihat tingginya antusiasme petani dan pelaku UMKM yang disambut dengan animo masyarakat yang cukup tinggi pula, maka mulai tahun 2023 ini, Distanbun mulai menghadirkan Pasar Tani di luar Banda Aceh, seperti di Kota Langsa misalnya. Dalam pelaksanaannya Distanbun juga bekerja sama dengan Bulog dan Dinas Perikanan serta Dinas Peternakan Aceh.
Chairil berharap, kegiatan itu di samping dapat meningkatkan daya beli masyarakat, juga diharapkan akan mampu menambah omzet petani dan pelaku UMKM pertanian secara berkesinambungan dari waktu ke waktu.
Sempat Pindah ke Tarasa
Atas permintaan Ibu Ketua Pembina PKK Aceh periode lalu, dalam rangka ulang tahun PKK ke 65, kegiatan Pasar Tani tersebut pernah dipindahkan ke lapangan parkir Taman Ratu Safiatuddin (Tarasa). Tapi itu hanya sekali saja. Kemudian dikembalikan lagi ke tempat semula yaitu di depan kantor Distanbun Aceh, jln. Panglima Nyak Makam, Ie Masen Kaye Adang.
Namun, karena lahan itu sekarang sudah menjadi milik Bank Aceh yang segera akan membangun kantor pusat operasionalnya di situ, maka pihak Distanbun tidak berani mengutak-atiknya lagi, sehingga lahan yang tidak rata tersebut terkesan kotor dan semrawut.
"Karena lahan itu bukan milik kita lagi, maka untuk sementara ini kita hanya memakainya tanpa berani mengutak-atik nya sama sekali. Nanti kita akan mencari lokasi lain yang lebih representatif dan strategis, sehingga para pedagang dan pembeli akan dapat bertransaksi dengan lebih nyaman di Pasar Tani 2 mingguan tersebut," ucapnya.
Tidak Ada Biaya APBN di Pasar Tani
Sewaktu ditanya bukankah kegiatan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia itu, merupakan salah satu program kementerian pertanian, apakah tidak ada biaya yang bersumber dari APBN dalam pelaksanaannya?
"Kegiatan tersebut tidak pakai biaya, untuk apa biaya? Dalam pelaksanaan kegiatan itu kita hanya perlu pasang tenda. Dan, para pegawai memasang tenda secara gotong royong, jadi tidak perlu biaya" tegasnya ketika ditemui di kantin belakang Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh kemarin sore.
"Memang dulu ada bantuan dari kementerian, tapi tidak berupa uang, Bantuannya berupa barang. Untuk kegiatan yang berlangsung sejak tahun 2017 itu kementerian membantu meja-meja tempat jualan yang masih kita pakai sampai sekarang. Sedangkan tendanya waktu itu kita buat secara darurat dari layar plastik," jawabnya.
"Baru pada tahun 2020 dibuat tenda bongkar pasang permanen yang biayanya bersumber dari Anggaran Pokir salah seorang Anggota Dewan, kalau tidak salah namanya Teuku Irwan Johan dari Fraksi Partai Nasdem DPR Aceh," pungkasnya. (ral)