Harus tersenyum pada dunia setelah apapun masalah...
Yang menimpa dan rintangan yang menghadang....
Harus bisa mengusap air matanya sendiri”......
Begitulah seterusnya, aku menjalani hari-hariku sebagai wanita yang harus mandiri dan mampu melewati setiap kesulitan yang terkadang menghampiri, hingga saat ini aku sudah tumbuh dewasa tanpa seorang ayah. Ibu mengatakan kepada ku untuk menganggap bahwa aku sudah tidak memiliki seorang ayah, akan tetapi rasa ingin tahu dan penasaran di benakku selalu muncul ingin mengetahui bagaimana sosok Ayah yang sudah tega meninggalkan kami. Hari demi hari, waktu demi waktu, berlalu dengan cepat, aku sudah mencari kemana-mana tanpa sepengetahuan ibu. Akan tetapi, aku tidak menemukan nya. Meskipun ibu sudah menganggap nya tiada, aku masih ingin mencari nya.
Walaupun demikian, aku tetap menganggap ada walaupun aku sudah kehilangan perannya sebagai ayah dari kecil. Mencari dan terus mencari, tetap berusaha kuat dan tegar meski terpaksa oleh keadaan. Meninggalkan ibu demi mewujudkan impianku menjadi wanita yang mandiri dan berkarakter. Terkadang orang bertanya : “Mengapa kamu bisa sekuat ini menghadapi semua yang kamu alami? “... Aku menjawab : “Ini tidak seberapa dan tidak sebanding dengan perjuangan ibuku membesarkan ku sendirian, berjuang mati-matian agar aku bisa seperti sekarang ini”. Ini saatnya aku ingin membahagiakan ibuku dengan menjadi wanita mandiri demi menggapai impianku dan mengangkat derajat ibu yang sudah merawatku dari kecil tanpa melibatkan orang lain dalam memikul beban dan bekerja keras menafkahi ku. Aku juga bertahan sejauh ini karena aku ingin bertemu dengan ayah, walaupun aku sama sekali tidak mengenalnya. Aku hanya ingin melihat apakah dia memang tidak menginginkan ku sebagai anaknya atau ada alasan lain mengapa ia meninggalkan ibuku. Pertanyaan ini masih terlintas di fikiran ku karena aku belum menemukan jawabannya.
Disini aku selalu bersyukur dengan semua yang ada, karena belum tentu anak perempuan lain sekuat diriku. Tanpa aku sadari sebenarnya aku adalah sosok yang kuat. Mengapa demikian? Karena ketika anak perempuan lain bisa merasakan pelukan seorang ayah, tapi aku dengan begitu kuatnya dapat menghadapi semuanya tanpa pelukan dari seorang ayah.
Pesan moral dari cerpen diatas yang bisa disimpulkan adalah :
Kamu harus bersyukur karena kamu masih memiliki seorang ibu. Sosok yang begitu amat sangat mulia, yang seharusnya menjadikan ibu sebagai sosok Cinta pertama mu yang begitu kamu muliakan. Sebagai anak perempuan yang harus tetap sabar dan kuat menjalani lika-liku kehidupan tanpa seorang ayah. Selalu berusaha dan berdo'a agar bisa tetap mandiri dan penuh semangat untuk menggapai sebuah mimpi yang belum terwujud. Senantiasa tetap tersenyum selalu dalam kondisi dan situasi apapun itu, Agar dunia bisa melihat bahwa wanita kuat seperti kamu bisa sukses dan berkarakter walau tanpa seorang ayah.